• Sabtu, 23 September 2023

Atasi Stunting Berawal dari Dapur Sehat, BKKBN Jawa Barat Luncurkan Program Dashat Ini di Kampung KB Koi

- Kamis, 31 Maret 2022 | 21:11 WIB
BKKBN Perwakilan Jawa Barat meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung KB Koi, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis, 31 Naret 2022. (BKKBN Jabar)
BKKBN Perwakilan Jawa Barat meluncurkan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung KB Koi, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis, 31 Naret 2022. (BKKBN Jabar)


CIREBONRAYA - Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menginisiasi lahirnya gerakan Dapur Sehat Atasi Stunting (Dashat) di Kampung KB Koi, Desa Sukaresmi, Kecamatan Rancabali, Kabupaten Bandung, Kamis, 31 Naret 2022.

“Melalui gerakan Dashat, masyarakat diajak terlibat langsung dalam penyediaan kebutuhan gizi bagi keluarga berisiko stunting di desa masing-masing,” ungkap Kepala Perwakilan BKKBN Jawa Barat (Jabar) Wahidin saat menyampaikan sambutan pada peluncuran Dashat.

Menurut Wahidin, Dashat merupakan kegiatan pemberdayaan masyarakat dalam upaya pemenuhan gizi seimbang bagi keluarga berisiko stunting, yakni keluarga yang memiliki calon pengantin, ibu hamil, ibu menyusui, baduta/balita stunting terutama dari keluarga kurang mampu. Sumbernya berupa pemanfaatan pangan lokal.

Baca Juga: Jelang Ramadhan, PKS Jabar mengadakan Donor Darah
“Saya lihat di sini memiliki banyak sekali buah stroberi dan sayuran. Itulah yang diharapkan bisa diolah untuk kemudian diberikan kepada keluarga berisiko stunting,” terang Wahidin.

Hasil riset menunjukkan sebagian besar anak Indonesia kurang menyukai buah dan sayur. Padahal, Indonesia memiliki kekayaan sumber daya pangan luar biasa. Karena itu, perlu edukasi secara terus-menerus dan partisipasi dari semua pemangku kepentingan. Rendahnya konsumsi sayur itulah yang menjadi salah satu pemicu tingginya angka stunting di Indonesia.

Wahidin menyampaikan, Jawa Barat ini memiliki jumlah penduduk luar biasa besar, mendekati angka 50 juta. Dengan jumlah penduduk yang banyak ini, jumlah absolut stunting menjadi yang tertinggi di Indonesia.

Baca Juga: Kemendagri Mutakhirkan Data, di Indonesia Sekarang Terdapat 16.772 Pulau, Sebanyak 15.006 Belum Berpenduduk
“Meskipun prevalensi stunting Jawa Barat hanya selisih 0,1 persen dari nasional, jumlah absolutnya sangat banyak. Karena itu, Jawa Barat menjadi salah satu dari 12 provinsi prioritas percepatan penurunan stunting di Indonesia,” katanya.

Wahidin mengharapkan, Dashat bisa menjadi daya ungkit upaya percepatan stunting di Jawa Barat. Merujuk pada hasil Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021, prevalensi stunting Jawa Barat berada pada angka 14,5 persen. Angka ini diharapkan bisa ditekan hingga menyisakan 14 persen saja pada 2024 mendatang.

“Selain Dashat yang kita luncurkan bersama-sama pada hari ini, saya berharap ada program-program khusus di Kabupaten Bandung, misalnya Desa Bebas Stunting. Karena kalau level kabupaten atau kota saya kira susah, tapi desa bisa,” tuturnya.

Baca Juga: FFI 2022 Angkat Tema Perempuan Citra, Karya dan Karsa, Wanita Pegang Peran Penting Transformasi Multi Sektor
Hal itu menurut Wahidin, sesuai dengan program Zero New Stunting 2023, Jawa Barat ditargetkan pada 2023 mendatang bisa terbebas dari stunting baru. Ini sangat selaras dengan pendekatan BKKBN yang melalui dari hulu, dari pabriknya yaitu ibu. Dilakukan sebelum hamil. Prioritas pendampingan kepada ibu sebelum hamil, tiga bulan sebelum hamil.

BKKBN membentuk tim pendamping keluarga untuk memberikan pendampingan kepada calon pengantin sejak tiga bulan sebelum nikah,” tandas Wahidin.***

Editor: Ayas Gifari

Tags

Terkini

X